Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan pengukuhan akbar untuk organisasi santri Madrasah Mu’allimaat periode 2024/2025. Pengukuhan tersebut meliputi pelantikan PR (Pimpinan Ranting) IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), Lembaga IPM MTs, dan pengukuhan organisasi santri yang terdiri dari IPM, LPPM (Lembaga Pers Pelita Mu’allimaat), WH (Hizbul Wathan), TS (Tapak Suci), PMR (Palang Merah Remaja), dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Prosesi tersebut berlangsung pada hari Ahad, 25 Agustus 2024, bertempat di Halaman Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.

Turut hadir dalam pelantikan tersebut adalah PW IPM DIY, PD IPM Kota Yogyakarta, PC IPM Ngampilan, dan PR IPM se-Kota Yogyakarta. Genap 365 hari PR IPM Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta periode 2023/2024 telah menuntaskan amanah. Amanah akan berpindah kuasa pada periode selanjutnya. Azaria Salma, Ketua PR IPM Madrasah Mu’allimaat periode 2023/2024 memberikan pesan kepada periode selanjutnya. Ia berpesan untuk jangan berhenti bergerak dan terus membawa perubahan. Menurutnya, jabatan di periode sebelumnya adalah periode yang penuh berkah dan semoga segala kebaikan akan tercapai di periode selanjutnya.

Unik Rasyidah, M.Pd., sebagai Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta memberikan apresiasi pada periode sebelumnya karena sudah berjalan dengan baik. Pergantian kepengurusan adalah sebuah keniscayaan. Jiwa pemimpin tidak harus menjadi ketua organisasi, tetapi jiwa pemimpin itu harus dimiliki oleh seluruh anak. Jiwa ini akan menyetir untuk pribadi yang visioner.

“Bersyukur bahwa regenerasi berjalan dengan baik setiap tahunnya. Artinya banyak generasi penerus. Kami ucapkan terimakasih kepada pengurus IPM dan organtri periode 2023/2024. Satu tahun berjuang, semoga menjadi pahala dan hal positif untuk ananda semua dan kebaikan madrasah. Selamat berjuang”, pesan Unik.

Menurut Unik, seorang pemimpin adalah sebuah pertanggungjawaban. Pergantian kepemimpinan pasti akan terus terjadi. Sehingga seluruh peserta didik harus menyiapkan itu semua.

“Selamat berjuang bagi para pemimpin yang baru. Setiap kepemimpinan itu berputar. Jadi harus siap kapanpun dan dimanapun. Jika tidak di Mu’allimaat mungkin akan mendapatkan amanah ketika sudah lulus dari Mu’allimaat”, pungkasnya.

Selain prosesi pengukuhan organisasi santri di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, juga dilaksanakan penyerahan beasiswa persaudarian Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Proses seleksi beasiswa ini memiliki 3 tahap, yakni administrasi atau berkas, wawancara dan diskusi. Maulida Hilaturahmah kelas V MA terpilih menjadi penerima beasiswa persaudarian ini. Beasiswa yang diterima sebesar Rp. 21.000.000 untuk biaya pendidikan selama satu tahun ajaran.

Pimpinan Wilayah (PW) IPM DIY, Naufal Labiba Wildan sebagai Ketua Umum memberikan amanat pada prosesi pengukuhan. Ia menuturkan bahwa dalam keaktifan di organisasi IPM ada tiga hal yang bisa didapatkan. Tiga poin tersebut antara lain: sebagai tempat pengembangan diri, tempat belajar dan berproses, dan IPM adalah tempat perluasan relasi.

“IPM itu untuk tempat pengembangan diri. Tersusun secara terstruktur, mulai dari ranting hingga pusat. Sehingga teman-teman semua bisa melanjutkan kepemimpinannya ke jenjang perkaderan yang lebih tinggi. Tempat belajar dan berproses, belajar bukan hanya pembelajaran di dalam kelas. Tetapi juga bisa belajar di dalam organisasi. Salah satu memanfaatkan IPM sebagai tempat belajar dan berproses. Ketiga, IPM ini dijadikan sebagai tempat perluasan relasi”, jelas Naufal.

Menurutnya, alumni Mu’allimaat ada di setiap struktur IPM, dari cabang, daerah, wilayah hingga pusat. Tidak hanya di IPM saja, tetapi ke lintas organisasi otonom, mulai dari NA (Nasyiatul Aisyiyah), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) dan Aisyiyah. (LTA)

STRUKTUR IPM 2024/2025

STRUKTUR LEMBAGA IPM MTS 2024/2025