(30 November 2020) Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan resepsi milad secara virtual untuk memperingati berdirinya Mu’allimaat ke-102 dan Milad Muhammadiyah ke-108 pada 30 November 2020. “Karena masih dalam kondisi pandemi sehingga milad kali ini diadakan dengan menggunakan media zoom dan youtube”, ujar ibu Imastuti Tricahyani, S.Pd., M.A.

            “Alhamdulillah ekspektasi masyarakat terhadap Mu’allimaat sebagai pusat keunggulan perempuan di abad ke-2 ini semakin tinggi”, kata Ibu Agustyani Ernawati, M.Pd., direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dalam sambutannya. Beliau menghimbau seluruh warga Madrasah Mu’allimaat untuk tidak terlena dan merasa puas pada pencapaian Mu’allimaat saat ini, akan tetapi hendaknya tetap berkomitmen tinggi dan gigih dalam mengembangkan Mu’allimaat.

            Acara yang mengusung tema “Mu’allimaat as The Center of Progressive Woman Excellence for Global Area” mengundang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Negara Republik Indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Dalam sambutannya Pak Nadiem mengucapkan selamat milad kepada Mu’allimaat ke-102 dan Milad Muhammadiyah ke-108. “Salah satu keteladanan beliau (Kyai Haji Ahmad Dahlan) yang sangat saya hormati adalah dalam memuliakan perempuan, teladan ini hendaknya kita teruskan diantaranya melalui Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah yang semakin kuat dalam tradisi akar keilmuannya”, ujar pak Nadiem.

            Bapak Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ibu Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si., ketua umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah turut diundang untuk memberikan amanat.

Ibu Noordjannah menyampaikan pengalaman beliau 49 tahun yang lalu belajar di Mu’allimaat memberi makna dan kebanggaan dalam diri beliau. Lebih lanjut ibu Noordjannah berbicara tentang Mu’allimaat yang terus berkembang dari tahun ke tahun mencetak pemimpin perempuan. “Jika kami hadir di banyak tempat di daerah bahkan di banyak cabang, selalu kita bertemu dengan alumni Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah. Rasanya bangga karena alumni ini telah bertebaran menjalankan misi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sebagaimana saat para alumni tersebut mendapat pendidikan di Madrasah Mu’allimaat”, ujar Bu Noordjannah.

            Bapak Haedar Nashir dalam amanatnya menyampaikan Mu’allimaat merupakan tonggak sejarah kehadiran intitusi kader perempuan yang merupakan satu mata rantai dari kelahiran ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang membawa misi kemajuan, kemodernan dan reformis ditengah perubahan jaman pada awal abad ke-20. Beliau melanjutkan saat itu alam pikiran tentang perempuan masih dikerangkeng, lalu Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah mendobrak keadaan lalu melahirkan pembaharuan. “Dari sekian banyak tonggak yang diletakkan oleh Kiyai Dahlan adalah Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimaat sebagai pusat kaderisasi yang lahir dari tangan beliau sendiri”, ujar pak Haedar Nashir.

            Acara lain yang ditunggu-tunggu adalah pemberian reward. Reward diberikan kepada guru, karyawan dan siswi yang berprestasi. Pada milad kali ini 6 guru dan karyawan mendapat reward untuk diberangkatkan umroh. “Hadiah berupa umroh diberikan kepada guru dan karyawan dengan masa pengabdian terlama”, ujar Bapak Dzat Kurniawan, S.Pd.I., staf Tata Usaha yang mengumumkan reward. Reward lainnya berupa piagam dan uang pembinaan diberikan kepada guru dan karyawan yang berkinerja baik, guru yang membuat karya inovatif, guru yang menulis artikel, karya tulis, dan buku ber-ISBN, serta guru dan karyawan yang membimbing lomba. Siswi yang mendapat reward sejumlah 335 anak. “Reward yang diberikan kepada siswi ada yang berupa pin, sertifikat dan pemotongan spp 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan”, ujar Ibu Sri Kurniati, S.Psi., staf urusan pengkaderan Madrasah Mu’allimaat.