...

IN-HOUSE TRAINING TIM SEKOLAH SEHAT JIWA (SSJ) MADRASAH MU’ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tim Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan atau In-House Training dengan fasilitator dari Yayasan Nawakamal Mitra Semesta. Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu-Kamis, 29-30 Oktober 2025 di Aula Gedung PP Ahmad Dahlan diikuti oleh seluruh Tim Sekolah Sehat Jiwa Madrasah Mu’allimaat.

Fasilitator dari pelatihan ini ada tiga orang, yakni Herlini Utari, M.Psi., Psikolog (RSJ Grhasia), Kuni Aisyah Habibah, S.Psi (Yayasan Nawakamal Mitra Semesta), dan Maryama Nihayah, S.Psi., M.A. (Yayasan Nawakamal Mitra Semesta). Peserta dari kegiatan ini adalah seluruh anggota dari tim SSJ yang diketuai oleh Yunita Andriatmi, M.S.I.

Unik Rasyidah, M.Pd., sebagai Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sangat mendukung dan mengapresiasi dengan adanya pelatihan ini.

“Adanya SSJ akan membuka wadah lebih bagi siswi-siswi Mu’allimaat untuk menjadi kader SSJ. Semoga Allah membalas kebaikan semuanya, karena ini adalah langkah baik yang dilakukan”, pesan Unik.

Materi-materi yang diberikan pada pelatihan ini antara lain: Kesehatan Jiwa Remaja & Resiliensi, Konsep Sekolah Sehat Jiwa; Niteni Permasalahan Kesehatan Jiwa-Teori & Praktik; Metani Permasalahan Kesehatan Jiwa-Praktik; Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP)-(Materi & Praktik); Membantu siswa mengembangkan Life-skill; Bentuk intervensi dan rujukan.

Materi pertama adalah kesehatan mental remaja dan resiliensi oleh Herlini Utari, M.Psi., Psikolog (Psikolog Klinis RSJ Grhasia Yogyakarta). Beliau menuturkan bahwa gangguan pada jiwa harus dilakukan sedini mungkin. Masa remaja ditandai dengan adanya perubahan, karena masa remaja sangat krusial. Perubahan yang dirasakan oleh para remaja adalah adanya perubahan fisik, emosi dan kognitif. Selain itu juga harus memperhatikan di zaman apa remaja itu tumbuh: digital native, minim aktivitas fisik, personal, multitasking, medsos alat komunikasi. Kondisi ini mempengaruhi kesehatan jiwa pada remaja.

“Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial, berdasarkan UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Remaja sehat jiwa lebih dari sekedar bebas dari gangguan jiwa. Remaja sehat jiwa mampu berpikir, merasa dan bertindak, serta berfungsi dengan baik di rumah, sekolah dan masyarakat”, jelas Herlini.

Ciri-ciri remaja sehat jiwa adalah percaya diri, berkompetisi sehat, kreatif, pola makan dan tidur sehat, berteman dan bersosialisasi, taat aturan, produktif dan aktif, dan konsep diri positif. Ada satu lagi yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada remaja, yakni faktor resiliensi yang berasal dari diri pribadi remaja. Resiliensi adalah daya lenting, bangkit dan tumbuh setelah mengalami masa sulit. Karakter remaja yang resilien adalah optimis, fokus, terbuka ide baru, menenangkan dan memotivasi diri, proaktif, dan mencari dukungan.

Konsep sehat jiwa menjadi salah satu materi lanjutan, yang disampaikan oleh Kuni Aisyah Habibah, S.Psi., yakni dengan melakukan studi kasus antar kelompok. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa remaja menjadi penting karena, Gangguan jiwa sering muncul di usia anak remaja; Masalah kesehatan jiwa yang tidak terdeteksi dan tertangani dengan baik akan berdampak pada masa depan anak dan remaja; Penanganan pada awal gejala; Meminimalisir beban sosial dan ekonomi yang lebih besar; dan Mencegah stigma dan meningkatkan kualitas hidup remaja.

“Cara untuk mendeteksi kesehatan jiwa, yang pertama adalah ‘niteni’ atau pengamatan awal dengan melakukan komunikasi verbal, non-verbal dan perilaku remaja. Karena perilaku remaja adalah bentuk komunikasi yang perlu kita pahami”, lanjut Herlini.

Setelah mendeteksi awal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan deteksi masalah kesehatan jiwa di sekolah yang disampaikan oleh Maryama Nihayah, S.Psi., M.A. Dalam melakukan deteksi masalah kesehatan jawa, bisa menggunakan lembar kuesioner untuk melakukan screening. Kuesioner yang digunakan adalah dengan SDQ (Strength and Difficulties Questionnaire), yakni kuesioner untuk mendeteksi kekuatan dan kesulitan pada anak remaja usia 11-18 tahun. Selain itu juga menggunakan PHQ-4 (Patient Health Questionnaire), dan MMYS (Mini MindHEAR Youth Scale).

Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) menjadi materi pertama di hari kedua. Luka psikologis adalah perasaan tidak nyaman yang sifatnya berlebih dan mengganggu aktivitas keseharian, yang disebabkan oleh kejadian yang berat atau yang dianggap krisi. Prinsip utama P3LP adalah ‘tenang’, yaitu look (memperhatikan), listen (mendengarkan), dan link (menghubungkan).  Mendampingi peningkatan keterampilan hidup (life-skill) untuk remaja menjadi hal penting dalam pelatihan ini, yakni untuk meningkatkan harga diri remaja, mengelola emosi, gaya komunikasi asertif, dan mengelola stres. Materi terakhir adalah intervensi dan rujukan dalam sekolah sehat jiwa. Setelah melakukan screening kesehatan jiwa, bisa dilihat hasilnya dan akan dilakukan tindak lanjut. Peran tim SSJ di sekolah adalah sebagai edukator, detektor, fasilitator, konselor, mediator, dan sumber literasi. (LTA)

-- ---- --

Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta

Kontak Lengkap :

  • Imastuti Tricahyani, S.Pd., M.A. : 0823 2883 2011
  • Budi Waskitho, S.Pd.                 : 0821 3358 1616

Menu Navigasi :

Fasilitas :
Develop by © ICT CENTER Madrasah Mu`allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
Copyright © 2025