...

PAMONG DAN MUSYRIFAH ASRAMA MADRASAH MU’ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERDALAM TENTANG SEKOLAH SEHAT JIWA (SSJ)

Tim Sekolah Sehat Jiwa Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggaraan sosialisasi kepada Pamong dan Musyrifah Asrama Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu, 8 November 2025 di Aula Prof. Siti Baroroh Baried, dan diikuti oleh 16 pamong dan 48 musyrifah.

Narasumber dari sosialisasi Sekolah Sehat Jiwa ini adalah Herlini Utari, M.Psi., Psikolog (RSJ Grhasia), yang menyampaikan materi tentang ‘Kesehatan Jiwa Remaja, Deteksi dan P3LP’. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang Sekolah Sehat Jiwa, mendeteksi dan penanganan awal dari kasus kesehatan jiwa atau P3LP (Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis).

Amin Hasanah, M.Si. sebagai Wakil Direktur III Bidang Kesiswaan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menuturkan bahwa program Sekolah Sehat Jiwa ini adalah program yang sangat bermanfaat untuk Madrasah Mu’allimaat, karena untuk menciptakan madrasah yang aman secara psikologis.

“Alhamdulillah Mu’allimaat menjadi pilot project dari SSJ ini. Orientasi dari program ini untuk menciptakan madrasah aman secara psikologis bagi siswi. Mudah mudahan ditunjuknya madrasah bagian dari SSJ, secara psikologi bisa sehat jiwanya. Pasti akan bermanfaat untuk kita sendiri. Mudah-mudahan ilmunya bisa bermanfaat dan tersampaikan ke anak-anak di asrama”, ujar Amin.

Materi yang disampaikan pada pertemuan ini adalah kesehatan mental remaja dan resiliensi oleh Herlini Utari, M.Psi., Psikolog (Psikolog Klinis RSJ Grhasia Yogyakarta). Beliau menuturkan bahwa gangguan pada jiwa harus dilakukan sedini mungkin. Masa remaja ditandai dengan adanya perubahan, karena masa remaja sangat krusial. Perubahan yang dirasakan oleh para remaja adalah adanya perubahan fisik, emosi dan kognitif. Selain itu juga harus memperhatikan di zaman apa remaja itu tumbuh: digital native, minim aktivitas fisik, personal, multitasking, medsos alat komunikasi. Kondisi ini mempengaruhi kesehatan jiwa pada remaja.

“Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial, berdasarkan UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Remaja sehat jiwa lebih dari sekedar bebas dari gangguan jiwa. Remaja sehat jiwa mampu berpikir, merasa dan bertindak, serta berfungsi dengan baik di rumah, sekolah dan masyarakat”, jelas Herlini.

Ciri-ciri remaja sehat jiwa adalah percaya diri, berkompetisi sehat, kreatif, pola makan dan tidur sehat, berteman dan bersosialisasi, taat aturan, produktif dan aktif, dan konsep diri positif. Ada satu lagi yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada remaja, yakni faktor resiliensi yang berasal dari diri pribadi remaja. Resiliensi adalah daya lenting, bangkit dan tumbuh setelah mengalami masa sulit. Karakter remaja yang resilien adalah optimis, fokus, terbuka ide baru, menenangkan dan memotivasi diri, proaktif, dan mencari dukungan.

Cara penanganan menghadapi luka psikologis adalah dengan Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP). Luka psikologis adalah perasaan tidak nyaman yang sifatnya berlebih dan mengganggu aktivitas keseharian, yang disebabkan oleh kejadian yang berat atau yang dianggap krisi. Prinsip utama P3LP adalah ‘tenang’, yaitu look (memperhatikan), listen (mendengarkan), dan link (menghubungkan).  (LTA)

-- ---- --

Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta

Kontak Lengkap :

  • Imastuti Tricahyani, S.Pd., M.A. : 0823 2883 2011
  • Budi Waskitho, S.Pd.                 : 0821 3358 1616

Menu Navigasi :

Fasilitas :
Develop by © ICT CENTER Madrasah Mu`allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
Copyright © 2025